Tujuan Pembelajaran Khusus / Kompetensi Dasar
v Menjelaskan
pengertian
koefisien, variabel, konstanta, suku satu,
suku dua, dan suku tiga dalam variabel yang sama atau berbeda,
v Menyelesaikan
operasi tambah,
kurang, kali, bagi dan pangkat dari suku satu dan suku dua,
v Menyelesaikan
pembagian dengan suku sejenis atau tidak sejenis,
v Memfaktorkan
suku bentuk aljabar sampai dengan suku tiga,
v Menyederhanakan
pembagian suku,
v Menyelesaikan
perpangkatan konstanta dan suku,
v Menyelesaikan
operasi tambah, kurang, kali, bagi, dan pangkat dari pecahan bentuk aljabar
dengan penyebut suku satu dan suku dua,
v Menyederhanakan
pecahan bentuk aljabar.
A.
Variabel, Konstanta, dan Faktor
Perhatikan bentuk aljabar 5x
+ 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut,
huruf x dan y disebut variabel. Variabel adalah
lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas.
Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil
a, b, c, ..., z.
Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta.
Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan
dan tidak memuat variabel.
Perhatikan koefisien masing-masing
suku pada bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9.
Koefisien pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku
8x adalah 8, dan pada suku –6y adalah –6.
B.
Pengertian
Suku pada Bentuk Aljabar
1.
Suku
Tunggal dan Suku Banyak
2. Suku Sejenis
dan Suku Tak Sejenis
a. Suku adalah
variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang
dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih. Suku-suku sejenis adalah suku yang
memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama.
Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y,
...
b. Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel
dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama.
Contoh: 2x dan
–3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
c. Suku satu adalah
bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...
d. Suku dua adalah
bentuk aljabar yang dihubungkan oleh
satu operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 –
4x, ...
e. Suku tiga adalah
bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy,
...
f. Bentuk
aljabar yang mempunyai lebih dari dua
suku disebut suku banyak.
Contoh:
C.
Operasi
Hitung pada Bentuk Aljabar
1.
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
2.
Perkalian
3.
Perpangkatan
a. Arti Pemangkatan Bentuk Aljabar
b. Pemangkatan Suku Dua
D. Pecahan Bentuk Aljabar
Di bagian depan kalian telah mempelajari mengenai bentuk aljabar
beserta operasi hitungnya. Pada bagian ini kalian akan mempelajari tentang pecahan bentuk aljabar,
yaitu pecahan yang pembilang, atau penyebut, atau kedua-duanya memuat bentuk
aljabar.
1. Menyederhanakan
Pecahan Bentuk Aljabar
Suatu pecahan bentuk aljabar dikatakan paling sederhana apabila
pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali 1, dan
penyebutnya tidak sama dengan nol. Untuk menyederhanakan pecahan bentuk aljabar
dapat dilakukan dengan cara membagi pembilang dan penyebut pecahan tersebut
dengan FPB dari keduanya. Konsep dalam pecahan, yaitu:
a. Penyebut suatu pecahan tidak boleh
nol
b. Suatu
pecahan tidak boleh disederhanakan dengan cara membagi pembilang dan penyebut
dengan nol, karena pembagian dengan nol
tidak didefinisikan.
2.
Penjumlahan
dan Pengurangan Pecahan Aljabar
Pada bab sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa hasil operasi
penjumlahan dan pengurangan pada pecahan diperoleh dengan cara menyamakan
penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau mengurangkan pembilangnya. Kalian pasti
juga masih ingat bahwa untuk menyamakan penyebut kedua pecahan, tentukan KPK
dari penyebut-penyebutnya. Dengan cara yang sama, hal itu juga berlaku pada
operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk pecahan aljabar.
Contoh:
E.
Terapan
Hitung Aljabar
Mungkin saat belajar Matematika di
Sekolah Dasar kelas 1 atau 2 kita akan diberi soal seperti ini, “2 + Berapa? =
5”, bukankah itu serupa dengan “2 + x= 5, berapakah nilai x?” Setelah kita hitung maka akan
menemukan jawabannya, yaitu 3. Selanjutnya, berikut adalah salah satu contoh
kejadian yang mengaplikasikan aljabar dalam kehidupan sehari-hari.
Attention please......!!!
Contoh:
Seorang pekerja setiap bulan mendapat gaji sebesar
Rp 2.000.000,00. Ia diberi uang bonus dari
kantor sebesar Rp 4.000.000,00 perbulan.
Dibutuhkan Rp 1.000.000,00 untuk uang belanja perbulan. Uang kesehatan Rp
500.000,00 dan uang sekolah total dari ke-2 anaknya sebesar Rp 3.000.000,00.
Sang pekerja
bingung, berapa uang saku perorangan yang harus ia berikan untuk
kedua anaknya tiap minggu tetapi uang perbulannya harus masih tersisa Rp
1.000.000,00 untuk ditabung. Jika pekerja itu pintar Aljabar maka pekerja itu dapat menentukan uang saku
tersebut secara tepat, tapi jika tidak? Hemm… silahkan dibayangkan sendiri sesuai
imajinasi masing-masing ya…
Cara mengerjakan permasalahan di atas dengan menggunakan Aljabar:
1 comment:
http://drive.google.com/drive/mobile/folders/1LeN6vtHIS2oz9tXYNvoPmSm_4AzB7q5k?usp=sharing
Post a Comment